Brotowali (Tinospora crispa L. Miers) merupakan tumbuhan perdu
pemanjat. Tingginya bisa mencapai 2,5 m. Batang tanaman ini berduri semu
yang lunak mirip bintil-bintil. Daun tunggalnya bertangkai, berbentuk
mirip jantung atau agak membulat dan berujung lancip.
Tanaman yang diduga berasal dari Asia Tenggara ini biasa tumbuh liar
di hutan atau ladang. Dengan khasiatnya yang bagus, banyak orang
menanamnya di pekarangan rumah sebagai tanaman obat. Tanaman ini
menyukai tempat yang berhawa panas.
Brotowali mengandung zat pahit columbine, sedikit alkaloid dan
glukosid, zat amorf pikroretin, serta berberin. Dua alkaloid lain yaitu
tinosporine dan tinosporidine, damar lunak, pati, glikosida
pikroretosid, harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin
(pikrotoksin), dan pikroretin yang terdapat pada daun.
Obat Darah Tinggi
Bagian yang biasa digunakan sebagai obat adalah akar dan daun. Akar
rasanya lebih pahit dan asam, bermanfaat sebagai antipiretik (penurun
panas) dan diuretik (peluruh kencing).
Brotowali sering dipadukan dengan herbal lain yang dimanfaatkan
masyarakat untuk mengobati rematik, demam kuning, kencing manis, dan
sebagai obat luar seperti kudis, luka, dan gatal-gatal (untuk mandi).
Di
beberapa negara brotowali juga biasa digunakan sebagai obat.
Diantaranya di Sabah, Malaysia, masyarakat di sana menggunakan brotowali
untuk mengobati darah tinggi, kencing manis, diare, dan sakit pinggang.
Di Thailand digunakan sebagai obat demam, kolera, kebugaran, rematik,
cacingan serta gigitan ular berbisa. Di Vietnam digunakan sebagai obat
malaria.
Cara penggunaannya adalah, rebus batang atau bagian tanaman yang
masih segar 30 gr atau 25 gr yang kering dalam 3 gelas air selama 20
menit. Dinginkan dan minum ½ gelas dua kali sehari sebelum makan. Untuk
luka luar, air rebusan batang brotowali tersebut dipakai untuk membasuh
luka-luka seperti koreng, kudis dan lain-lain.
Perempua hamil dan menyusui dilarang mengonsumsi brotowali.
Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kerusakkan hati dan ginjal.
Referensi:
Tanaman Obat Indonesia buku 1, Prof. H. Azwar Agoes, DFAK, Sp.FK(K) – Salemba Medika 2010.
Tanaman Obat Keluarga, Ir. Fauziah Mukhlisah – Penebar Swadaya 2008.