Alang-alang (Imperata cylindrica)
Nama
Lain: Naleueng lakoe (Aceh); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang,
Hilalang, Ilalang (Minang kabau); Lioh (Lampung); Eurih (Sunda);
Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang
(BaIi); Kii, Rii (FIores); Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis);
Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon).
Tumbuhan
alang-alang atau ilalang lebih banyak kita kenal sebagai tanaman
pengganggu, namun ternyata ilalang banyak manfaatnya dan dapat menjadi
tanaman obat herbal. Ilalang ialah tanaman yang sering dijumpai di area
terbuka seperti lahan pertanian, perladangan, tepi sungai, rawa, dan
taman atau perkebunan. Tanaman ini biasanya tumbuh pada ketinggian
sampai dengan 2.700 meter dari permukaan laut. Perkembangannya sangat
cepat, karena daya produksinya – baik secara generatif maupun vegetatif –
amat efisien.
Bagian tanaman alang-alang yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional ialah rimpang.
Setiap saat rimpang atau akar ilalang dipanen dari tumbuhan yang telah
matang, rimpang yang baik akan berwarna pucat, serta berasa manis dan
sejuk.
Menurut Profesor Hembing,
ahli pengobatan tradisional, rimpang ilalang memiliki khasiat obat
untuk berbagai gangguan kesehatan, seperti: batu ginjal, infeksi ginjal,
kencing batu, batu empedu, buang air kecil tidak lancar, kencing nanah,
kencing darah, prostat, keputihan, batuk, batuk darah, mimisan,
pendarahan pada wanita, demam, campak, radang hati, hepatitis, tekanan
darah tinggi dan syaraf, asma, radang paru-paru, gangguan pencernaan,
diare, dll.
Hasil
penelitian tentang tanaman ini menyebutkan bahwa alang-alang bersifat
antipiretik (menurunkan panas), diuretik (peluruh air seni), hemostatik
(menghentikan pendarahan), dan menghilangkan haus. Alang-alang memiliki
sifat manis dan sejuk.
Dengan
sifat diuretik yang melancarkan air kencing, alang-alang bermanfaat
untuk menyembuhkan penyakit radang ginjal akut, menurunkan tekanan darah
dan bertindak sebagai obat batuk. Uji klinik menunjukkan ekstrak akar
alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat
menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut (peradangan
ginjal). Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema
dan menurunkan tekanan darah. Sifat diuretik, yang mengeluarkan cairan tubuh tak berguna ini, juga bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah yang cenderung tinggi.
Sifat hemostatik pada ilalang,
yang bisa menghentikan pendarahan, dapat juga dimanfaatkan untuk
mengatasi mimisan dan pendarahan di dalam. Ekstrak herba alang-alang 250
g dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah),
hematuri (kencing darah), menorrhagia (perdarahan yang berlebihan saat menstruasi),
dan pendarahan gastrointestinal/sistem pencernaa bagian atas. Di
samping itu dilaporkan juga bahwa ekstrak akar alang-alang dapat efektif
untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus.
Berikut ini ialah contoh pemanfaatan akar ilalang di masyarakat secara tradisional:
1. Sebagai peluruh air seni:
49
buah rimpang kering, dipotong-potong kemudian ditambah dengan 2 gelas
air dan dididihkan hingga volume air tinggal 1 gelas, disaring, kemudian
diminum 2 kali sehari.
2. Demam karena buang air kecil berdarah:
1
sendok penuh rimpang alang-alang, rebus dengan beberapa potong tang kwe
(daging buah beligu setengah matang yang dibuat manisan kering) dalam
dua gelas sampai airnya tinggal separuh. Air ini diminum 2 gelas 1 hari.
Air kencing akan normal dan suhu badan turun.
Produk herbal HPA yang menggunakan rimpang Imperata cylindrica dan mengandung khasiat akar ilalang ialah Herba Malac. Produk ini sangat baik untuk memecahkan batu ginjal, batu empedu, mengobati bengkak karena peradangan ginjal, infeksi saluran kencing, kencing nanah, kencing darah, demam, batuk, tekanan darah tinggi, dan sakit kuning/hepatitis.